• Sun. Apr 13th, 2025

TTM

Teka Teki Misteri

Oman Jadi Panggung Panas, Iran dan AS Siap Bahas Nuklir Lagi!

Oman Jadi Panggung Panas, Iran dan AS Siap Bahas Nuklir Lagi!

valentinosantamonica.com – Oman Jadi Panggung Panas, Iran dan AS Siap Bahas Nuklir Lagi! Kisruh urusan nuklir Iran belum juga padam. Justru sebaliknya, api kecil makin membara dan menarik dua pemain utama dunia: Amerika Serikat dan Iran, kembali ke meja pembicaraan. Tapi bukan di Wina atau Jenewa, melainkan di tempat yang tak terduga: Oman. Negara kecil yang adem ayem ini kini berubah jadi panggung panas diplomasi kelas berat.

Kartu Diplomasi Oman Ditarik dari Laci

Selama ini, Oman bukan pemain gaduh di kancah dunia. Tapi justru karena itu, negara ini sering dipilih buat jadi mediator diam-diam. Gaya bicaranya tenang, nggak suka bikin headline, dan selalu jadi telinga yang siap mendengar. Maka wajar kalau Oman lagi-lagi ditunjuk buat jadi tempat “berbincang” dua negara yang punya sejarah panjang penuh gesekan.

Washington dan Teheran bukan baru sekali adu urat leher. Tapi, seperti biasa, urusan nuklir bikin situasi tambah runyam. Sejak perjanjian 2015 ambyar gara-gara langkah sepihak AS, dunia pun masuk mode waspada. Namun, kabar terbaru menunjukkan bahwa jalur belakang mulai terbuka lagi, dan Oman tampaknya sudah menyiapkan meja dan kopi buat menyambut dua tamu besar ini.

Tanpa Sorotan, Tapi Penuh Tekanan

Menariknya, proses ini nggak diumbar ke publik. AS dan Iran seakan belajar dari pengalaman—ribut-ribut di depan media cuma bikin rakyat makin geram dan suasana makin tegang. Maka kali ini, semua berlangsung seperti permainan catur: senyap, tapi penuh tekanan di tiap langkah.

Bahkan, beberapa sumber menyebutkan bahwa pembicaraan teknis sudah dilakukan diam-diam selama beberapa minggu terakhir. Gaya khas Timur Tengah yang penuh kode dan gesture jadi bahasa utama. Namun, esensinya tetap satu: cari celah buat redam panas yang bisa-bisa meledak sewaktu-waktu.

Baca Juga :  Beda dari Dunia! 3 Juta Warga Jerman Pilih Tak Sentuh Internet!

Joe Biden Diadang Waktu dan Politik Dalam Negeri

Biden jelas butuh win cepat, apalagi dengan pemilu yang makin dekat. Isu Iran bukan cuma soal nuklir. Ini soal citra, soal diplomasi yang katanya elegan, dan soal janji yang dulu sempat dilontarkan waktu kampanye. Tapi realitanya nggak semulus pidato. Iran makin pede, Rusia makin akrab, dan Eropa pun mulai jenuh.

Jadi, pembicaraan ini bukan semata-mata demi dunia, tapi juga demi kursi panas di Washington. Karena kalau urusan ini gagal lagi, bukan cuma Iran yang bakal merasa menang, tapi lawan politik Biden juga bisa tepuk tangan sambil bilang, “Tuh kan!”

Iran Nggak Mau Tunduk, Tapi Juga Nggak Mau Isolasi Total

Oman Jadi Panggung Panas, Iran dan AS Siap Bahas Nuklir Lagi!

Sementara itu, Iran nggak tinggal diam. Walau keras di luar, dalamnya penuh hitung-hitungan. Sanksi makin menggerus ekonomi, rakyat mulai lelah, dan tekanan sosial makin terasa. Iran pengen tetap tampil tegar, tapi sadar bahwa jalan buntu bukan solusi jangka panjang.

Maka, pembicaraan dengan AS bisa jadi salah satu opsi buat nyari napas. Tapi, Iran jelas nggak mau datang sebagai pihak yang kalah. Mereka pengen posisi tawar yang setara. Maka jangan heran kalau pembicaraan ini bakal berlangsung alot dan penuh sandiwara diplomatik.

Sekutu AS di Kawasan Mulai Gelisah

Israel tentu bukan penonton pasif. Negara ini dari dulu ogah percaya sama niat baik Iran. Oman Bahkan beberapa pihak di Tel Aviv terang-terangan nyebut bahwa mereka siap bertindak sendiri kalau urusan nuklir Iran dianggap ancaman langsung.

Arab Saudi pun melirik ke arah pembicaraan ini dengan mata waspada. Meski belakangan mulai mendekat ke Iran lewat jalur China, tetap saja, ada rasa canggung tiap kali AS dan Iran berdamai. Soalnya, semua tahu, perjanjian di atas kertas bisa beda jauh dengan gerakan di lapangan.

Baca Juga :  Evakuasi Warga Pulau Dekat Taiwan: Jepang Siapkan Tindakan!

Keputusan di Oman Bisa Guncang Banyak Hal

Kalau pembicaraan ini berujung sukses, suasana bisa berubah drastis. Harga minyak bisa bergerak, tekanan politik di Timur Tengah bisa menurun, dan hubungan internasional bisa mulai merangkai ulang. Tapi kalau gagal, konsekuensinya juga nggak main-main. Dunia bisa kembali tegang, sanksi bisa makin brutal, dan konflik bisa melebar ke arah yang lebih kacau.

Oman jelas paham risikonya. Tapi justru karena itu, mereka yakin bisa jadi penengah. Selama dua pihak masih mau duduk satu ruangan dan ngobrol tanpa melempar kursi, harapan selalu ada.

Kesimpulan: Jalan Damai Selalu Berliku Oman

Iran dan AS memang seperti dua kutub magnet yang terus tarik-menarik. Tapi di balik konflik dan ketegangan, selalu ada celah untuk bicara. Oman kini memegang kunci ruang percakapan itu. Mereka mungkin kecil, tapi keberaniannya gede. Pembicaraan soal nuklir bukan cuma soal rudal dan uranium. Ini soal ego, harga diri, dan masa depan dunia. Dan seperti biasa, perdamaian sejati nggak datang dari teriakan, tapi dari obrolan di ruangan tertutup, ditemani kopi, dan kadang hanya diukur dari anggukan kecil.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications